Jumat, 02 Maret 2012

Dewi Amor pt. 1

anyong Rids! olenmanieyo ya kita ga ketemu :D berasa 24jam7hari itu kurang buat ngejalanin kehidupan kemaren -,- nah ini nih skrh Oth lg pengen share lagi sama kalian, pas lagi liat2 bahan eh ada materi ini *aww
    sebenernya ini ga sengaja nemu di tumpukkan file jaman baheula waktu Oth masi imut2 #ignoreplease, setelah dibaca ulang kok ini kayaknya cerita 4l4y beudh sangadh dan ini jenis cerita yg uda kebaca banget endingnya. tapi yabodo amat, daripada makin lapuk kan mending ditaro sini kali aja ada yg lewat trs baca trs ngejek kan lumayan :D
    =============================================================================

    Siapa yang tidak mengenal Dewi? Siswi cerdas dan cantik itu dijuluki sebagai Dewi Cinta yang gemar menjodohkan temannya. Bukan hanya Yoga – Ayu, Reno – Putri, Beni – Tya serta Andi – Vita, tapi beberapa pasangan kekasih di SMA Bina Bangsa ini merupakan hasil perjodohannya.

    Berawal dari keisengannya menjodohkan Yoga, sahabatnya sejak kecil, dengan Ayu yang pendiam, setahun lalu. Kemudian ia mencoba menjodohkan lagi sahabatnya, Sandra dengan Kak Adit, senior mereka. Dan Raka, teman sekelas Yoga yang meminta Dewi untuk mencarikannya pacar. Ide gilanya pun muncul, ia berusaha mendekatkan Raka dengan Angel, cewek blasteran Belanda yang sekelas dengannya. Mulanya agak susah karena bahasa Inggris Raka berantakan, sedangkan Angel pun belum lancar berbahasa Indonesia. Cinta memang butuh pengorbanan, Raka mati – matian belajar bahasa Inggris untuk menggaet Angel, and it`s work! Dua bulan kemudian mereka resmi berpacaran, walaupun seringkali misscomunication tapi cinta tetap menyatukan mereka.

    Tapi Sang Dewi Cinta belum mempunyai kekasih. Tiga bulan lalu ia menyandang gelar jomblo. Banyak yang mengatakan, “Katanya Dewi Cinta, kok jomblo sih?”. Tapi statusnya tidak membuatnya malas berurusan dengan laki – laki, terutama kegemaran menjodohkan teman – temannya.
    ***

    Hari ini matahari bersinar dengan cerahnya, kicauan burung pun nyaring terdengar. Tidak seperti biasanya, kali ini Dewi bangun lebih awal, sarapan lebih awal dan berangkat sekolah lebih awal. Hal ini membuat Sandra heran dengan sifat sahabatnya yang satu ini.
    “Wi, kamu nggak apa – apa `kan?” tanya Sandra sambil memegang kening Dewi.
    “Nggak apa – apa, emangnya ada yang aneh?” Dewi balik bertanya sambil memperhatikan penampilannya.
    “Banget! Tumben kamu jemput?” katanya. “Ya udah, forget it. Kamu yang ngendarain motor yah” perintahnya sambil memberikan kunci motor pada Dewi.
    Begitu menerima kunci, Dewi langsung tancap gas menuju sekolah.
    ***

    Sesampainya di sekolah, Dewi berjalan cepat sambil menggandeng Sandra. Ketika tiba di depan kelas, Dewi mendapati semua temannya mengerubungi mejanya.
    “Pagi guys! Ada apa nih, kok pada ngumpul di mejaku?”
    “Ciee... Yang punya penggemar... Dikirimin apa lagi tuh?” kata Echa.
    “Apaan sih? Emang sejak kapan aku punya penggemar? Terus, itu yang di meja barangnya siapa?” tanyanya keheranan.
    “Kamu pikir kita nggak tau? Akhir – akhir ini kamu dikasih kado melulu `kan? Tuh yang nangkring di meja udah dari tadi pagi. Tanya aja Ujo, dia yang pertama ngeliat barang itu” jawab Echa.
    “Bener Jo?”
    “Iya tadi pagi waktu aku dateng, ada cowok pake topi item bawa barang itu ke kelas. Terus keluar sambil lari, kayaknya sih anak sini. Seragamnya aja sama kayak kita!” jelas Ujo.
    “Bener, belakangan ini kamu dikasih hadiah spesial?” selidik Sandra.
    “Iya...”
    “Kok kamu nggak cerita sih?” tanyanya lagi.
    “Abis, aku pikir itu hadiah dari anak – anak yang kemarin aku comblangin. Soalnya ada yang salah satunya dari Meta, tanda terima kasih gitu... `Kan udah jadian sama Kak Rangga”
    “Emang hadiah yang lain ada namanya?”
    “Nggak sih...”
    “Yaaah, ampun deh! Ya udah semuanya bubar, kayak lagi sidang aja dikerubutin gini!”

    Tak lama kemudian bel masuk berdering. Pelajaran pertama adalah Matematika, dengan guru pengajar Bu Mia. Dan bunyi hak sepatu yang tingginya mencapai 10 cm itu kian terdengar, hentakannya yang keras seolah membawa kabar buruk. Perasaan tak menentu menyelimuti seisi kelas menghadapi guru killer itu, takut mimpi buruk akan terjadi. Lalu sosok itu berjalan memasuki kelas, mendekati mejanya. Dan...
    “Simpan semua buku ke dalam tas! Hanya alat tulis yang ada di atas meja! Hari ini kita U - LA - NGAN!!”
    “Haaaaaaah...!!!” sontak seisi kelas kaget.
    ***

    gimana Rids? STOP! gausa jawab! Oth uda tau tanggepan kalian T.T alambuh pokoknya tar besok Oth lanjutin :D daripada kentang ya gaaa :O

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar