ini tugas makul Bahasa Indonesia waktu semester satu, masi unyuunyu dan semangat bgd berangkat KULIAH. semua tugas dikerjain rapiii bener! uda dosennya baik kaya ngajar teka, cantik baik pinter lagi#yaiyalah
ini namanya cerpen. yg paling Oth inget soal cerpen itu, habis dibaca sekali dudukan. mangsudnya adalah, sekali duduk tuh lgsg abis ilang ga bersisa gitu cerpennya. salah. yg bener adalah, cerpen dapat selesai dibaca dalam kurun waktu singkat. kecuali kalo Rids bacanya sambil makan terus smsan terus pup terus beli siomay terus bayar siomay terus ngabisin siomay, ga jadi sekali dudukan itu -,-
lagi ya. cerpen itu ga lebih dari 10.000 kata. alurnya ngga kompleks atau hanya ada satu permasalahan. ngga seperti novel ato roman. tokoh terbatas. udah. ada lagi yg tau? sms Oth aja #backsound tepuk tangan dan suit tuit
=============================================================================
“Lagi-lagi makan pagi sendirian, ini karena aku yang telat bangun atau ayah sama ibu yang kepagian berangkat ke kantornya sih? Bete!”
Adalah Shinta, remaja yang baru saja genap berusia 16 tahun, yang selalu merasa kesepian. Ayah dan ibunya sibuk dengan pekerjaan mereka, sedangkan Adam, abangnya yang lebih tua dua tahun darinya, jarang meluangkan waktu di rumah. Kesehariannya dipenuhi dengan seabrek kegiatan kampus dan geng motor, membuat Adam tidak bisa menghibur Shinta.
“Mbok Ijah! Siniiiii!”
“Iya mba Shinta cantik, ada apa?”
“Bilang sama Mang Ujang, ngga usah nganterin aku hari ke sekolah hari ini. Aku mau naik angkot aja!”
“Loh mba, jangan gitu. Kasian Mang Ujang nanti harus bilang apa sama bapak, nanti mbok juga yang dimarahin…”
“Udah deh mbok ngga usah cerewet, kaya nenek-nenek aja! Biar nanti itu urusan aku!”
“Aduh mba, mbok takut…”
“Bawel! Minta uang dong! Aku ngga punya recehan nih mbok.”
“Yah mba, mbok juga ngga punya uang. Ini uang untuk belanja makan siang nanti…” sambil menunjukkan uang dari sakunya.
“OMG! Mbok ini pelit ya sama aku! Sini uangnya!” merebut uang dari tangan Mbok Ijah.
Akhirnya Shinta pergi ke sekolah dengan menaiki angkot. Namun perasaan bosan membuatnya berpikiran nakal, ia memutuskan untuk bolos sekolah ditengah jam istirahat pertama. Ia memberi sedikit uang pelicin kepada satpam agar dibolehkan keluar, dan sekarang ia berada di mall.
“Hoahhh bosen banget sih! Ngga ada temen sama sekali! Mana tadi Rita sama Hana ngga mau diajak bolos lagi, sendiri lagi kan jadinya!”
Kemudian ia memutuskan masuk ke sebuah toko kaset lagu. Saat sedang bingung memilih, seorang pemuda tanggung menghampirinya...
“Hai…” sapa pemuda itu.
“Eh, hai…” jawab Sinta gugup.
“Emmm, kamu suka Secondhand Serenade?”
“Iya, aku lagi nyari album terbarunya. Kamu juga suka?”
“Aku juga suka…”
Pembicaraan pun mengalir begitu saja. Sambil menikmati secangkir kopi di stand makanan, mereka pun mengakrabkan diri. Nama pemuda itu adalah Tomi, sebenarnya ia sudah mengetahui latar belakang Shinta. Ternyata ia sengaja mengikuti Shinta! Tomi menyimpan dendam terhadap Adam, karena mengalahkannya saat ajang balap liar beberapa saat yang lalu. Selain memenangkan uang taruhan, Adam juga berhasil menarik perhatian Dona, mantan kekasih Tomi yang memutuskannya karena kalah di arena balap. Itu sebabnya Tomi mendekati Shinta untuk membalas sakit hatinya pada Adam.
“Eh, udah sore nih. Aku anter kamu pulang ya?” ajak Tomi.
“Emang ngga ngerepotin?”
“Engga kok, santai aja. Yuk?”
“Oke!”
***
Di daerah perumahan tempat tinggal Shinta…
“Eh Tom, aku turun sini aja ya. Aku males nanti kalo ketemu pembantu, ditanyain macem-macem. Kan tadi aku bolos, hehehe…”
“Oh, iya deh kalo gitu. Ati-ati ya, daaahhhh…”
“Makasih ya!”
Tomi pun pergi dari tempat itu, tapi sebelumnya ia sudah menghubungi teman untuk membantunya membuat Shinta celaka. Tinggal beberapa blok menuju rumahnya, Shinta mendengar suara motor yang sedang mengebut. Dan motor itu mengarah kepadanya!
“Aaaaahhhhh… !!!”
Setelah menyerempet Shinta, motor itu langsung kabur secepat kilat. Beberapa tetangga yang berada di luar rumah pun segera menolong Shinta, membawanya ke rumah sakit.
***
Di kamar rumah sakit…
“Kerjaan kamu itu apa?! Keluyuran seharian! Ayah kan bilang, jaga adikmu! Lihat akibatnya kalo kamu lalai seperti ini!” teriak ayah.
“Sewa bodyguard aja! Aku juga punya urusan sendiri yah! Emangnya ayah pernah merhatiin Shinta?! Ayah pernah nganterin Shinta ke sekolah?! Ayah juga cuma sibuk sendiri sama meeting ngga jelas itu!”
“Kurang ajar! Ayah kerja cari uang untuk kalian! Untuk kuliah kamu! Memangnya motor yang kamu pake buat track liar itu hasil uang siapa?!”
“Ayah…” ucap ibu lirih.
“Sekarang gara-gara ulah kamu, adik kamu yang jadi korbannya! Kalo aja kamu ngga buat masalah sama bocah itu, Shinta pasti baik-baik saja!”
“Ayah, udah… Kita ini lagi kena musibah, jangan ribut-ribut lagi… Adam, minta maaf sama ayah. Kamu udah bicara ngga sopan tadi…” lerai ibu.
“Huh, ibu juga sama aja. Harusnya tuh ibu di rumah, ngurusin keluarga. Biar ayah aja yang nyari duit! Jadi aku ngga perlu repot mikirin Shinta!”
“Eehhh, udah deh… Brisik tau…” ucap Shinta lemah.
“Sayang, kamu udah sadar nak? Alhamdulillah… Adam, tolong panggilkan dokter.” kata ibu.
Shinta mengalami retak ringan pada tulang kaki kanannya sehingga harus menjalani operasi. Beberapa luka pun menempel di sekitar kepala dan tangannya, ia harus istirahat total sampai sembuh benar.
Orang yang sengaja mencelakai Shinta telah tertangkap, ia dan Tomi ditahan masing-masing selama 9 bulan dan 13 bulan. Keberadaan mereka terlacak karena ada salah seorang tetangga yang menolong Shinta, berhasil mencatat plat nomor kendaraan pelaku. Pelaku diinterogasi dan menyeret Tomi, hingga akhirnya penyebab terjadinya kejadian ini terungkap.
***
Ibu menyadari bahwa ia harus lebih banyak di rumah, selain karena itu tanggung jawabnya sebagai seorang istri, ia juga harus menjaga dan merawat Shinta. Ayah mulai lebih selektif menerima job dan mengurangi kesibukannya di kantor. Adam tidak lagi menjadi pembalap liar, tetapi ia didaftarkan ayah di salah satu klub balap motor profesional.
Empat bulan berikutnya, di rumah…
“Shinta, bangun sayang…” kata ibu.
“Eumhhh, jam berapa ini bu… Masih ngantukkk, hoaahhmm…”
“Eh jenong, bangun gih. Tiup nih lilinnya, ntar meleleh semua lagi.”
“Loh, siapa yang ulang taun bu? Eh, ayah kok ngga ke kantor sih?”
“Hahaha, ayah meliburkan diri hari ini sampai lusa. Pagi ini kita berangkat ke Surabaya, ke rumah kakek di sana.”
“Asyik! Kita semua liburan bareng?”
“Iye jenong, buruan tiup lilinnya. Pegel nih tangan…”
“Emang siapa yang ultah?”
“Ngga ada, ini hadiah buat adikku yang cantik soalnya uda sembuh kakinya!”
“Hahahaha…” tawa mereka bersamaan.
Shinta tak pernah merasa sendiri lagi karena ayah dan ibu juga kakaknya sering berkumpul di rumah. Terlebih lagi, ayah suka membuat keputusan mendadak yang menyenangkan seperti kejutan liburan mendadak ini. Ibu selalu memasakkan makanan kesukaan Shinta seperti jaman kanak-kanak dulu. Adam pun semakin dewasa dan tidak penuh emosi seperti sebelumnya. Ini adalah saat terindah yang sejak lama ia impikan.
Sesibuk apapun kita, rumah adalah satu-satunya tempat istirahat paling nyaman yang pernah ada. Apalagi dengan adanya keluarga yang akan selalu memberi dorongan positif pada kita. Jangan pernah merasa sendiri, jika kamu merasa sendiri, pulanglah ke rumah! Dan jangan pernah putus asa! ^_^
============================================================================
di kos pada ngerasa kesepian ga ya kalo Oth gada? kayanya ga deh. hmmm kalo di radio? kayanya ga jg. kalo di kampus? apalagi. lah gada yg ngangenin Oth gitu? okeh cukup tau #nyari2 silet #nemuin silet #ambil pensil #ngasah pensil
baiklah aku ga bakat ngelucu. ga bakat nulis. #opo e
Tidak ada komentar:
Posting Komentar